![]() |
Doa itu bebas pulsa. (Sumber: remnantpostings.blogspot.com) |
Bayangkan jika Anda terlahir di masa lalu, ketika belum ada telepon, HP, listrik, komputer, atau apalah yang saat ini sudah menjadi barang biasa di sekitar kita. Bagaimana Anda mengungkapkan cinta itu kepada pasangan Anda jika cinta Anda hanya sebatas pulsa? Hehehe….
Bagaimana pula jika kita (manusia) harus menghubungi Tuhan lewat handphone or BlackBerryTM Messenger (BBM) yang ternyata hanya berfungsi jika ada pulsa?
Begitu naifnya manusia sehingga kesibukannya malah semakin menjauhakannya dari Tuhannya. Saya sendiri pernah berpikir, mengapa susah sekali saya menyediakan waktu sekitar satu jam saja dalam sehari untuk bercengkerama dengan Tuhan. Sekedar untuk meluapkan rasa syukur atau mungkin kepedihan hati yang saya alami sepanjang hari sebelum Tuhan akhirnya menentukan tarif bicara dengan-Nya. Lima menit pertama hanya Rp 1.000, selanjutnya satu jam pertama Rp 5.000, sehingga tidak ada doa yang bebas pulsa.
Lain lagi jika tarif disesuaikan dengan permintaan dari umat. Jika permohonannya sangat sulit maka tarifnya tentu saja semakin mahal. Jika minta kesembuhan dari penyakit atau keselamatan dalam operasi maka tarifnya mungkin sangat mahal sekali. Hmm… rasanya nggak mungkin ya Tuhan kita membuat tarif seperti itu?
Lalu, kenapa saya masih keberatan untuk menyediakan satu jam untuk-Nya?
Dia hanya sejauh doa, bukan sejauh pulsa. Kita semua tahu itu. Tapi mengapa kita begitu egois? Mengapa kita tidak bisa memberi Dia hanya satu jam dalam sehari (yang sebetulnya satu jam itu milik-Nya juga) untuk berbicara dengan-Nya? Sekedar mengucap syukur untuk hidup yang kita peroleh dari-Nya. Mungkin sekedar say hello atau sekedar pamit mau berangkat kerja atau kuliah.
Siapakah kita, yang kebanyakan membanggakan setiap keberhasilan yang kita peroleh dalam hidup?
Siapakah kita, yang berani mengklaim bahwa apa yang kita miliki saat ini adalah hasil jerih payah kita sendiri?
Siapakah kita, yang berani mengandalkan kekuatan sendiri untuk mencapai sesuatu yang hebat?
Siapakah kita, yang sebetulnya bukanlah pemilik dari nafas yang masih boleh kita hirup?
Siapakah kita, yang berani lantang menyebutkan bahwa, “Aku bisa sendiri”?
Siapakah kita, yang sebetulnya hanya salah satu dari ciptaan-Nya, karena kita tidak bisa menciptakan diri kita sendiri?
Akhir kata, katakanlah kalimat ini kepada pasanganmu, “Aku tidak bisa membelikan pulsa untukmu setiap saat, bukan berarti aku tidak cinta sama kamu kan, Sayang? Tapi aku bisa mendoakanmu supaya selalu sehat dan bahagia. Itupun jika Dia berkenan mengabulkannya.” He he he ….
Selamat berdoa yaa…!!!
(Resida G. Simarmata)
Jangan hanya bisa menulis saja mbk.... Lakukan juga dong.... hahahaaa
ReplyDelete